Kamis, 01 April 2010

Agum Gumelar Sedih

Contoh Naskah Pidato - Selama dua hari penuh Agum Gumelar memimpin langsung setiap sidang dalam Kongres Sepakbola Nasional (KSN) di Malang. Ia mengaku sedih saat menghadapi "tekanan" PSSI saat membacakan hasil rekomendasi.

Contoh Pidato - Agum seperti menjadi figur sentral sepanjang KSN digelar 30-31 Mei. Tak cuma karena dia adalah ketua panitia, ia juga tidak pernah tidak ada di meja pimpinan sidang dalam semua sesi kongres tersebut.

Terlihat betul pria 65 tahun disegani oleh seluruh peserta kongres. Dari pengamatan detiksport, Agum cukup tegas dalam memimpin jalannya setiap persidangan, antara lain saat mempersilakan atau memotong pembicaraan peserta. Sesekali ia melontarkan lelucon-lelucon untuk sekadar mencairkan suasana, atau ia bisa menegur dengan nada tinggi peserta yang dianggap melebihi batas -- dan yang ditegur langsung reda.

Mantan Danjen Kopassus yang kenyang pengalaman pula sebagai menteri itu turun tangan langsung ketika mendapati ruang sidang Komisi A pada Selasa (30/3/2010) malam, gaduh riuh oleh kericuhan peserta sidang yang saling tarik urat.

Sering pula banyak peserta kongres mengatakan "Mohon maaf, Pak Agum" atau "Saya hormat pada Pak Agum", sebelum memberi penegasan atau ngotot dalam melakukan interupsi pada sebuah perdebatan. Ketua Umum PSSI Nurdin Halid juga melontarkan kalimat semacam itu ketika melakukan protes keras dalam acara pembacaan hasil rekomendasi akhir yang dibacakan Agum, Rabu (31/3/2010) malam.

Pada sesi yang terakhir disebut itu Agum sempat berdebat dengan nada cukup tinggi dengan Nurdin dan pendukungnya, yang mempersoalkan butir kedelapan dari rekomendasi yang dibuat tim perumus. Namun Agum cuma sendirian menghadapi resistensi PSSI itu, karena peserta lain seperti sudah kalah oleh kubu Nurdin.

Maka tuntutan PSSI supaya kongres menghapus butir kedelapan pun dipenuhi. Setelah menyerahkan secara simbolis hasil rekomendasi itu kepada Menegpora Andi Mallarangeng, Agum duduk di tempatnya dan tampak lebih "diam".

Menegpora dalam pidato penutupnya sempat "menghibur" Agum dengan ilustrasi penunjukan dia sebagai ketua KSN. "Saya, KONI, PWI cuma punya satu nama saat mencari orang yang mau menjadi ketua kongres ini. Pak Agum. Butuh beberapa kali makan malam untuk meminta beliau. Dan akhirnya beliau bersedia," tutur Andi yang disambut tepuk tangan oleh peserta kongres.

"Terus terang saya merasa sedih," ujar Agum menjawab pertanyaan detiksport tentang perasaannya menghadapi situasi di atas.

"Saya sedih karena dianggap tidak mengakomodir perwakilan PSSI saat merumuskan rekomendasi tadi. Apalagi mereka mengaku sampai menangis-nangis segala ke Pak Nurdin. Apa iya begitu? Tapi sudahlah, itu sudah terjadi. Sekarang saya sudah tidak sedih lagi," lanjutnya.

Kemudian, saat ditanya soal konsekuensi rekomendasi KSN ini, Agum mengatakan bahwa semua pihak harus menjalannya, mulai dari PSSI, pemerintah, KONI, DPR, dan lain-lain. Hanya saja, secara hukum tidak ada sanksi buat PSSI jika tidak melaksanakan apa yang telah diamanatkan kongres ini.

"Tidak ada sanksi apa-apa bila PSSI tidak melanjutkan rekomendasi yang dipaparkan ini. Namun secara moral, mungkin saja iya karena rekomendasi ini arahnya untuk perbaikan dan demi prestasi sepakbola Indonesia," tukasnya.

Tentang kata reformasi dan restrukturisasi PSSI sebagaimana disebutkan dalam poin pertama rekomendasi, Agum secara diplomatis menyerahkannya kepada organisasi yang bersangkutan. Menegpora pun menjawab serupa soal ini. "Silakan Anda-anda tanya langsung kepada PSSI, Pak Nurdin."

Andi juga mengelak menjawab, apakah pemerintah memberi deadline pada PSSI dalam melaksanakan rekomendasi KSN. "Pokoknya target kongres ini jelas, seperti disampaikan Pak Presiden, bahwa 5 tahun ke depan, 10 tahun, 15 tahun, sepakbola Indonesia bisa mencapai prestasi yang membanggakan," tukasnya.

Seusai kongres Nurdin dan jajaran PSSI-nya menggelar jumpa pers dan menyatakan siap menjalankan apa yang sudah dihasilkan dalam KSN ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar